Apapun yang dikejar seorang dalam dunia ini melebihi dari perkara rohani atau perkara surgawi, maka itulah yang dikasihinya dan paling berharga bagi orang itu. apakah dia masih hidup atau sudah mati sekalipun, karena orang yang mati di dalam Tuhan itu berbahagia, beristirahat dari jerih lelah, dan segala perbuatan baiknya menyeratinya Mazmur 116 3-4 & 15-16. Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,Pameran yang diadakan oleh pemahat Liz Shepherd pada tahun 2018 berjudul The Wait’ disebut koresponden surat kabar Boston Globe telah mengingatkan kita pada sesuatu yang berharga, gamblang, dan istimewa dalam hidup.’ Dalam karya lukisan mistik ini, beberapa kursi kertas-mâché melayang-layang dalam lingkaran jauh di atas lantai. Karya seni ini dilhami oleh Liz Shepherd pada masa-masa ketika ia menemani ayahnya yang sekarat dan berusaha mengungkapkan perasaan rindu, hampa, dan rapuh yang dialami setelah orang yang dikasihi pergi meninggalkan kita. Saudara-saudara, pemikiran bahwa kematian itu berharga sepertinya bertentangan dengan intuisi kita sebagai manusia; tetapi pemazmur justru menyatakan, Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya’ Mzm. 11615. Allah menghargai kematian umat-Nya, karena melalui kematian, Dia menyambut mereka pulang. Mazmur 116 termasuk jenis mazmur pengucapan syukur. Si Pemazmur bersyukur karena terluput dari belenggu maut. Dari ayat 3, kita mengetahui bahwa si pemazmur sedang menghadapi maut. Dalam mazmur ini, maut diibaratkan sebagai penjara, di mana tawanan diikat. Gambaran ini kemungkinan berkaitan dengan pemahaman di Babel pada waktu itu, di mana Dewi maut disebut sebagai dewi tahanan dan pembantu-pembantunya dinamai, ikatan’ belenggu’ atau tali’ Sementara di Mesir, dunia orang mati diibaratkan dengan rumah tahanan. Menghadapi maut ini, si pemazmur merasa gentar, dalam arti takut, merasa sesak, tertimpa penderitaan yang tak terelakkan lagi, kecuali ia diluputkan oleh Tuhan. Namun dalam keberadaan yang lemah dan tidak berdaya ini, si pemazmur justru mengalami kebaikan Tuhan. Ternyata Tuhan tetap memelihara hidupnya. Tuhan digambarkan sebagai Sang Pengasih yang mengasihi umat manusia seperti seorang bapa terhadap anaknya. Dan juga dikatakan, Tuhan adalah Sang Penyayang, seperti seorang ibu yang menyayangi anaknya. Tindakan Allah yang meluputkan si pemazmur dari belenggu maut, membuat si pemazmur mengucap syukur. Dia kemudian menyimpulkan Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.’ Siapa sebenarnya orang-orang yang dikasihi-Nya itu? Menurut pemazmur, mereka adalah orang-orang yang melayani Allah karena bersyukur telah dilepaskan-Nya, yang menyerukan nama-Nya, dan yang memenuhi janji mereka kepada Allah. Mereka yang secara sadar mau berjalan bersama Allah, menerima kebebasan yang ditawarkan-Nya, dan membina hubungan yang intim dengan-Nya. Kematian semua orang yang dikasihi Tuhan, berharga di mata-Nya. Kata berharga’ artinya memiliki nilai. Suatu barang atau apapun benda yang berharga, pasti akan dijaga, dirawat dan dipelihara. Sebaliknya bila barang atau benda yang tidak memiliki nilai maka akan dicampakkan atau dibuang. Meskipun demikian, ada makna yang lebih besar di sini. Ada sesuatu dalam kematian orang yang dikasihi Tuhan yang melampaui rasa dukacita kita atas kepergian mereka. Satu terjemahan Alkitab memberi penjelasan, Berharga penting dan bukan hal sepele di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya umat-Nya.’ Versi lain mengatakan, Orang-orang yang dikasihi Tuhan begitu berharga bagi-Nya dan Dia tidak membiarkan mereka mati begitu saja.’ Artinya, Allah tak menganggap enteng kematian. Yang ajaib dari anugerah dan kuasa-Nya adalah sebagai orang percaya, hilangnya nyawa di bumi juga akan membawa manfaat besar. Mungkin, saat ini kita hanya mengetahui gambarannya secara sekilas. Tetapi suatu hari nanti, kita akan memahami semuanya dalam terang-Nya yang sempurna. Kematian merupakan peristiwa yang tidak bisa dihindari oleh siapapun, bila Tuhan sudah berkehendak atasnya, maka tidak ada seorangpun yang berkuasa untuk menahan hari kematian, ’Tiada seorangpun berkuasa menahan angin dan tiada seorangpun berkuasa atas hari kematian….’ Jadi kematian bisa dialami oleh siapa saja dan dimana saja, ketika waktunya Tuhan tiba untuk memanggil anak-anak-Nya berpulang ke rumah Bapa di Sorga. Menurut iman kristiani, kematian jasmani/fisik terjadi dan dialami oleh semua manusia sebagai akibat dari kejatuhan manusia dalam dosa manusia. Dalam kitab Roma disebut-kan; ’Sebab upah dosa ialah maut… Roma 623. Ini berarti sehebat dan sekuat apapun manusia, pasti akan mengalami kematian secara fisik. Namun demikian bagi kita, orang-orang percaya, kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan suatu awal atau permulaan dari kehidupan yang baru bersama dengan Tuhan di Sorga. Itulah sebabnya dalam Mazmur 11615 di tuliskan, ’Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya,’ Bagi orang-orang percaya yang telah menerima keselamatan dalam Yesus Kristus, kapanpun mereka meninggal, maka tidak lagi berada dalam hukuman kekal akibat dosa, ’Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus’ Roma 81 tetapi mereka akan memperoleh janji KEPASTIAN keselamatan itu, ’dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku’ Yoh 1028 Inilah penghiburan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya, kematian tidak lagi menjadi hal yang menakutkan, sebab justru melalui kematianlah kita akan berjumpa dengan sang Juru Selamat Agung kita. Sungguh luar biasa berada dalam Kristus, karena kehidupan adalah anugerah dan kematian adalah keuntungan, seperti moto hidup dari rasul Paulus Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan’ Filipi 121 Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,Oleh karena itu bila Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk hidup sampai saat ini, pergunakan setiap waktu dengan baik, dan hiduplah sesuai dengan kehendak-Nya, dan bila diantara sanak keluarga kita ada yang dipanggil Tuhan mendahului kita, itu merupakan keuntungan baginya, sebab Tuhan telah izinkan untuk beristirahat dari jerih lelah kehidupan di dunia ini. Bahkan dikatakan dalam Wahyu 1413, Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan...’ Setelah kematian, kita mempunyai pengharapan akan kehidupan baru, yakni kehidupan kekal di sorga bersama dengan Tuhan. Oleh karena itu, kematian seharusnya bukan lagi hal yang menakutkan bagi anak-anak Tuhan tetapi sesuatu yang seharusnya membuat bersuka, sebab dengan melalui kematianlah maka anak-anak Tuhan akan tinggal di sorga bersama dengan Tuhan Yesus. Jalani kehidupan ini dengan TETAP PERCAYA DAN BERIMAN KEPADA TUHAN MAKA KETIKA KITA MENINGGAL, KEMATIAN KITA DIHARGAI DAN KITA BERJUMPA MUKA DENGAN MUKA DENGAN TUHAN. Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,Ada kisah nyata tentang Polikarpus, seorang uskup yang disegani di kota Smyrna. Ia diburu oleh prajurit-prajurit Romawi. Para prajurit itu sudah mengirim orang-orang Kristen lainnya untuk dibunuh di arena, kini mereka menghendaki sang pemimpin. Polikarpus telah meninggalkan kota itu dan bersembunyi di sebuah ladang milik teman-temannya. Meskipun hamba Tuhan ini tidak takut mati, dan memilih berdiam di kota, teman-temannya mendorongnya bersembunyi. Mungkin karena mereka takut kalau-kalau kematiannya akan memengaruhi ketegaran gereja. Ketika polisi mendatangi ladang pertama, mereka menyiksa seorang budak untuk mencari tahu tentang Polikarpus. Kemudian mereka menyerbu dengan senjata lengkap untuk menangkap uskup itu. Meskipun ada kesempatan lari, Polikarpus memilih tinggal di tempat, dengan tekad, Kehendak Allah pasti terjadi.’ Di luar dugaan, ia menerima mereka seperti tamu, memberi mereka makan dan meminta izin selama satu jam untuk berdoa. Ia berdoa dua jam penangkap merasa sedih menangkap orang tua yang begitu baik. Dalam perjalanannya kembali ke Smyrna, kepala prajurit yang memimpin pasukan itu berkata, Apa salahnya menyebut Tuhan kepada Sang Kaisar dan mempersembahkan bakaran kemenyan?’ Dengan tenang Polikarpus mengatakan bahwa ia tidak akan Romawi yang mengadilinya berusaha mencarikan jalan keluar untuk membebaskan uskup tua itu. Hormatilah usiamu, Pak Tua,’ seru gubernur Romawi itu. Bersumpahlah demi berkat Kaisar dan saya akan membebaskanmu. Hujatlah Kristus!’Polikarpus pun berdiri dengan tegar. Ia mengatakan kalimat terakhirnya yang terkenal, ’Selama 86 tahun aku telah mengabdi kepada Kristus dan Ia tidak pernah menyakitiku. Bagaimana aku dapat mencaci Kristus yang telah menyelamatkanku?’ Ketika ia diancam akan dibakar, Polikarpus menjawab, Apimu akan membakar hanya satu jam lamanya, kemudian akan padam, tetapi api penghakiman yang akan datang adalah abadi.’Akhirnya Polikarpus dinyatakan sebagai orang yang tidak akan menarik kembali pernyataan-pernyataannya. Rakyat Smyrna pun berteriak Inilah guru dari Asia, bapa orang-orang Kristen, pemusnah dewa-dewa kita, yang mengajar orang-orang untuk tidak menyembah dewa-dewa dan mempersembahkan korban sembelihan.’ Gubernur Romawi menitahkan agar ia dibakar hidup-hidup. la diikat pada sebuah tiang dan dibakar. Namun, menurut seorang saksi mata, badannya tidak termakan api. la berada di tengah, tidak seperti daging yang terbakar, tetapi seperti roti di tempat pemanggangan, atau seperti emas atau perak dimurnikan di atas tungku perapian. Kami mencium aroma yang harum, seperti wangi kemenyan atau rempah mahal.’ Ketika seorang algojo menikamnya, darah yang mengalir memadamkan api itu. Itulah kisah kematian Polikarpus, salah seorang Bapa Gereja. Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,Tuhan menghargai kematian orang yang dikasihi-Nya, yakni setiap orang yang percaya dan menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya. Orang tersebut berharga di mata Tuhan sebab sudah ditebus dari kematian kekal kepada kehidupan kekal, yaitu dengan nyawa Tuhan Yesus di kayu salib. Sebenarnya, bagi kita orang-orang yang dikasihi Allah, baik kehidupan maupun kematian, semua berharga di mata-Nya. Saudara-saudara kita yang telah mendahului kita, telah menjalankan tugasnya di dunia ini. Ada banyak kenangan indah dari mereka yang mewarnai kehidupan kita. Ada cinta kasih dan teladan yang mereka wariskan kepada kita. Semua ini akan tetap tinggal di dalam hati kita. Sambil mengenang mereka, mari kita melangkah ke depan. Kita masih diberi kesempatan hidup, dan itu berarti masih ada tugas yang belum selasai. Tuhan masih mau memakai saudara-saudara dan saya, dalam rencana keselamatan dan pemulihan Allah bagi dunia ini. Tuhan memberkati kita semua. AMIN.
Berhargadimata Tuhan kematian orang yang dikasihinya. Mazmur 116:15. Facebook. Email or phone: Password: (Triwulan Ke 2) Bagi 70 Keluarga Penerima Manfaat ( KPM) dapat terlaksana dengan baik. Kegiatan yang didanai oleh Dana Desa Thn 2022 ini diharapkan boleh bermanfaat untuk peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa. Tolombukan. August
Jumat, 27 Maret 2020 Baca Mazmur 11612-19 11612 Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku? 11613 Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN, 11614 akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya. 11615 Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya. 11616 Ya TUHAN, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan! Engkau telah membuka ikatan-ikatanku! 11617 Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama TUHAN, 11618 akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya, 11619 di pelataran rumah TUHAN, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem! Haleluya! Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia c LAI 1974 Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.—Mazmur 11615 Pameran yang diadakan oleh pemahat Liz Shepherd pada tahun 2018 berjudul “The Wait” disebut koresponden surat kabar Boston Globe telah “mengingatkan kita pada sesuatu yang berharga, gamblang, dan istimewa dalam hidup.” Pameran karya-karya Shepherd yang terilhami oleh masa-masa ketika ia menemani ayahnya yang sekarat tersebut berusaha mengungkapkan perasaan rindu, hampa, dan rapuh yang dialami setelah orang yang dikasihi pergi meninggalkan kita. Pemikiran bahwa kematian itu berharga sepertinya bertentangan dengan intuisi manusia; tetapi pemazmur justru menyatakan, “Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya” Mzm. 11615. Allah menghargai kematian umat-Nya, karena melalui kematian, Dia menyambut mereka pulang. Siapa sebenarnya orang-orang yang dikasihi-Nya itu? Menurut pemazmur, mereka adalah orang-orang yang melayani Allah karena bersyukur telah dilepaskan-Nya, yang menyerukan nama-Nya, dan yang memenuhi janji mereka kepada Allah Mzm. 11616-18. Tindakan-tindakan tersebut menunjukkan adanya kesadaran untuk mau berjalan bersama Allah, menerima kebebasan yang ditawarkan-Nya, dan membina hubungan yang intim dengan-Nya. Dengan melakukan hal-hal tersebut, kita akan mengikuti jejak Yesus, “yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. . . . Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan’“ 1Ptr. 24-6. Ketika kita percaya kepada Allah, kepergian kita dari kehidupan ini dipandang berharga di mata-Nya.—Remi Oyedele WAWASAN Kita tidak tahu siapa yang menuliskan Mazmur 116, tetapi kita dapat ikut merasakan sisi manusiawi sang penulis. Sebuah kesulitan yang mengancam nyawa—mungkin sebuah penyakit atau peristiwa perang—membawa sang penulis berhadapan langsung dengan kematian, dan sebagai konsekuensinya, lebih dekat kepada Allah. “Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku” Mazmur 1163. Ketakutan ini mendorong sang penulis untuk memanggil nama Allah “Tetapi aku menyerukan nama TUHAN Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!’” Namun, pada akhirnya kematian bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Bagian mazmur ini yang paling sering dikutip adalah, “Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya” Apakah motivasi deklarasi ini adalah kematian ibunda sang penulis yang takut akan Allah? Karena persis setelahnya, sang pemazmur mengatakan, “Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan” —Tim Gustafson Bagaimana persepsi kamu tentang kematian dibandingkan dengan pandangan Allah atas kematian umat-Nya? Sejauh mana persepsi kamu dipengaruhi oleh apa yang dikatakan Alkitab tentang kematian? Ya Allah, tolonglah aku mempercayai-Mu bahkan di tengah segala tantangan dan kehilangan yang kualami dalam hidup ini. Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Akitab SetahunHakim-Hakim 1-3; Lukas 41-30
Terusmenyangkal kalau orang yang dikasihinya sudah meninggal, akhirnya dia masuk dalam fase halusinasi, atau mengarah kepada gangguan jiwa.Atau kalau orang itu sakit, "Aku tidak mungkin kena kanker! rasa minder, rasa tidak berharga.Titik inilah yang perlu kita terima, mengakui bahwa wajar kalau orang tersebut melakukan hal itu. Bukan kita
Mazmur 11615 Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya Terjemahan Baru Bahwa amat indahlah kepada pemandangan Tuhan matinya segala kekasih-Nya Terjemahan Lama Precious in the sight of the Lord is the death of His saint King James Version. Dari perbandingan ayat di atas, kita bisa melihat bahwa Orang yang dikasihi Allah sinonim dengan kekasih Allah, sinonim juga dengan orang kudus. Di dalam pasal ini, pemazmur merayakan pembebasan yang diterima dari Allah ketika sedang berada di ujung tanduk kematian. Allah mendengarkan permintaan umat-Nya dan menolong mereka. Oleh karena itu, dalam pasal ini pemazmur mengekspresikan ucapan syukurnya kepada Allah yang telah menolong umat-Nya. Sehingga di dalam ayat 15 ini, pemazmur mengatakan bahwa “berharga di mata Tuhan kematian semua irang yang dikasihi-Nya. Allah tidak akan membiarkan umat-Nya mati sia-sia karena baik kehidupan maupun kematian orang yang dikasihi-Nya sangat berharga. Kematian orang kudus/kekasih Allah menjadi sesuatu hal yang dinilai… dihormati… mulia… bagi Allah. Allah menghormati ini sebagai sesuatu yang berharga/indah. Mengapa indah dan berharga kematian orang yang dikasihi Allah, orang kudus-Nya, kekasih Allah? 1. Karena hidup ini merupakan pertandingan iman. Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di Korintus bahwa hidup ini merupakan pertandingan iman. Kita bagaikan seorang atlet yang bertanding. Seperti seorang petinju yang siap untuk bertanding, bagaikan seorang pelari yang siap berlari sampai finish. Untuk dapat memenangkan pertandingan itu seorang atlet perlu untuk melatih dirinya dan menguasai dirinya. Seorang atlet harus berjuang agar dia dapat memenangkan pertandingan itu. Karena hidup ini merupakan perjuangan iman/pertandingan iman sampai akhir hidup kita, oleh karena itu tidak salah apa yang dikatakan oleh pemazmur bahwa berharga kematian orang yang dikasihi Allah/orang kudusnya. Allah menghargai perjuangan iman yang telah dilakukan orang kudus-Nya, Allah menghargai perjuangan iman/pertandingan iman yang dilakukan orang yang dikasihi-Nya sampai akhir hidupnya. Oleh karena itu, Allah menghargai dan memandang berharga kematian orang kudus-Nya karena hidup ini merupakan pertandingan/perjuangan iman sampai akhir hidup manusia. Dan orang kudus Allah/orang-orang yang dikasihi Allah memenangkan pertandingan iman itu. 2. Karena hidup ini hanya sementara. Hidup manusia hanya sementara, akan tetapi yang menjadi persoalan adalah bagaimana melalui kehidupan kita yang sementara ini kita mencari dan mendapatkan kehidupan yang kekal bersama dengan Allah. Bagaimana kita menebus waktu kita yang sementara ini untuk mendapatkan kehidupan yang kekal bersama dengan Allah. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus kepada anak rohaninya, Timotius bahwa latihan badani terbatas gunanya tetapi ibadah berguna dalam segala hal karena mengandung janji baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. Orang-orang yang dikasihi Allah melakukan hal ini, mereka menggunakan waktu hidup mereka yang sementara untuk mencari dan mendapatkan kehidupan yang kekal bersama Kristus yang adalah Juruselamat mereka. Hidup manusia yang sementara dapat dilukiskan sebagai sebuah batang lilin. Sebuah batang Lilin menyala untuk memberi terang bagi lingkungan sekitarnya maupun bagi orang-orang di sekitarnya. Akan tetapi, untuk dapat menyala lilin itu harus berkorban. Lilin itu merelakan tubuhnya semakin pendek supaya ia dapat menyala. Lilin itu membiarkan sumbunya semakin berkurang supaya ia dapat menyala. Lilin itu merelakan dirinya semakin berkurang dan akhirnya habis supaya ia dapat menjadi terang bagi lingkungan di sekitarnya. Yang menjadi catatan adalah lilin itu mempunyai jangka waktu. Setelah jangka waktu tertentu lilin itu menyala, akhirnya lilin itu pun akhirnya padam. Walaupun keberadaan lilin itu hanya singkat atau sementara saja, keberadaan lilin itu sangat berarti bagi orang atau pun lingkungan di sekitarnya. Keberadaan lilin itu menjadi terang bagi lingkungan sekitarnya. Tanpa lilin itu lingkungan di sekitarnya menjadi gelap. Walaupun keberadaan lilin itu hanya sementara, tetapi keberadaannya yang sementara itu menjadi suatu hal yang berharga bagi orang-orang di sekitarnya. Apa yang terjadi jikalau lilin itu tidak mempunyai jangka waktu? Apa yang terjadi jikalau lilin ini tidak habis? Apa yang terjadi jikalau nyala lilin itu tidak padam-padam? Setelah menyala 100 tahun atau 1000 tahun lilin itu tidak padam-padam. Jikalau lilin itu tidak mempunyai jangka waktu maka keberadaan lilin itu menjadi sesuatu yang tidak berharga lagi. Keberadaan lilin itu menjadi sesuatu yang tidak berharga lagi jikalau ia tidak mempunyai jangka waktu. Justru di dalam kesementaraan itulah lilin itu menjadi berharga. Kesementaraan inilah yang membuat keberadaan lilin itu menjadi sesuatu yang berharga. Karena lilin itu memiliki jangka waktu, ia dibutuhkan dan diperlukan oleh orang. Keberadaan lilin itu menjadi sesuatu yang berharga bagi orang yang disekitarnya. Seperti apa yang dikatakan oleh pemazmur bahwa Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Berharga di mata Tuhan kematian orang yang dikasihi-Nya karena 1. Allah menghargai perjuangan hidup manusia dalam menghadapi pertandingan iman sampai akhir hidupnya. Dan Allah menjanjikan mahkota yang abadi kepada mereka yang memenangkan pertandingan iman itu. 2. Allah menghargai kehidupan manusia yang sementara di bumi ini. Dan kehidupan yang kekal bersama Allah akan menjadi bagian dari orang-orang yang sudah menggunakan waktunya yang hanya sementara di dunia ini untuk mencari Kerajaan Kekal itu. Tuhan memberkati kita semua Amin…
Laluuntuk menghadapi kematian tersebut, kita tidak perlu takut karena berharga dimata Tuhan kematian orang yang dikasihinya. Kalau pada masa Pandemi ini, ketidaktakutan akan kematian justru berbahaya bagi orang lain, termasuk orang dekat kita. Ada seorang, tetap keluar ke keramaian, karena dia memegang ajaran "tidak takut mati."
Mazmur 116 Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. - Mazmur 11615 Satu bagian surat kabar yang tidak pernah absen muncul adalah kolom dukacita. Setiap hari selalu ada berita orang yang meninggal. Kabar dukacita bisa datang dalam sekejap mata, seperti korban jiwa dari gempa atau tsunami. Setiap hari selalu tercatat ada yang lahir dan mati. Pengkhotbah 88a berkata, “Tiada seorang pun berkuasa menahan angin dan tiada seorang pun berkuasa atas hari kematian.” Saat keseharian kita biasa mendengar berita seperti itu, apakah kejadian orang mati menjadi hal biasa-biasa saja? Kita sering mendengar nasihat berikut Jangan sia-siakan hidup, karena hidup ini berharga. Betul, setiap manusia tidak boleh menyia-nyiakan hidup. Kesempatan hidup adalah sesuatu yang berharga. Sebaliknya, mati dipandang sebagai sesuatu yang tidak bernilai, yang gelap, dan penuh kesuraman. Namun ternyata di dalam ayat emas hari ini, disebutkan bukan kehidupan saja yang berharga tetapi kematian juga sesuatu yang berharga dan bernilai. Pertanyaannya, kematian seperti apa yang berharga? Kematian yang berharga adalah kematian orang yang dikasihi Tuhan, yaitu ia yang tahu betapa anugerah Tuhan di dalam hidupnya begitu besar. Berharga berarti penting di hadapan Tuhan, bukan sesuatu yang biasa-biasa saja. Bahkan ada yang lebih indah lagi, terjemahan lain ayat ini berbunyi, “Berharga di mata Tuhan kematian hamba-Nya yang setia.” Jadi kematian orang yang setia melayani Tuhan juga berharga di mata Tuhan. Kita kadang bertanya-tanya, mengapa orang yang baik, pelayan yang setia, begitu cepat meninggalkan dunia ini. Kita harus bisa melihat bahwa kematiannyabukanlah tanpa arti, tetapi sesuatu yang berharga di mata Tuhan Yesus. Orang percaya yang mendahului kita sudah berada di tangan yang tepat. Kematiannya bukanlah akhir, masih ada kelanjutan cerita. Orang yang meninggal di dalam Tuhan kelanjutan kisah hidupnya pastilah kebahagiaan, seperti dituliskan di Wahyu 1413, “Berbahagialah orang-orang mati dalam Tuhan, …. mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.” Yuk saudaraku, marilah kita menjadi pengikut Tuhan yang setia sehingga hidup dan mati kita dipandang berharga oleh mata-Nya. Refleksi Diri Mengapa kematian orang yang di dalam Tuhan itu berharga? Apakah Anda sudah sungguh percaya Tuhan Yesus sehingga saat nanti dipanggil Tuhan Anda yakin akan mendapatkan kebahagiaan kekal? EchaSoemantri) #alertnreminder. Berharga dimata Tuhan kematian orang yang dikasihiNya - so lucky you are! you celebrate this birthday now in Heaven. Karena rencana Tuhan lebih indah dari apa yang manusia pikirkan. Manusia hanya bisa berserah ikut kehendaknya Tuhan 💪 #happyascensionday #sibling. . 227 117 42 334 119 472 226 298

berharga kematian orang yang dikasihinya